MIMPI

curhat nih ceritanya :)
hehehehhe .

pernah ga sih kalian ngebayangin kalau misalkan mimpi yang hadir di kala kalian tidur punya dampak tersendiri terhadap harihari kalian ?
saya juga awalnya ga kebayang kalo sebuah mimpi bisa bikin saya malu sama seseorang bahkan bikin saya nangis . padahal awalnya saya ga kenal sama orang yang ada di mimpi saya .
emang sedikit terdengar lebay sih .
tapi bagi saya hal ini merupakan salahsatu warna tersendiri di harihari saya beberapa bulan kebelakang .

semua cerita ini berawal waktu saya kelas dua sma (tepatnya hanya beberapa bulan yang lalu secara saya masih muda . hahahha)
pada suatu pagi nan indah saat saya bangun tidur tibatiba saya teringat suatu wajah yang tadi mampir di mimpi sayaa . saya inget kalo wajah itu milik salahsatu teman satu sekolah saya, tapi saya gatau siapa namanya, dia kelas apa, memang aneh ! yang saya inget dia itu merupakan kecengan dari salahsatu teman(?) saya .
dan yang saya tau juga kalo dia itu ganteng . hahhahahhahha :D
siangnya di sekolah dengan bodohnya saya cerita kalo saya mimpiin si "sebut saja dia mawar" (nampak kaya korban pemerkosaan di berita . tp gpp ah) ke temen saya yang notabene kurang bisa dipercaya sebut saja dia mimir .
buntut dari saya cerita ke teman saya adalaaaaaahhh ............................

hmm . buat kelanjutan tunggu episode berikutnya yaa . saya mau melakukan hal demi masa depan saya dulu .

dadadaaaaaaaaaah :)

tentang blog .

huaaaa .
sempet stress saya ngurus blog !
ini dikarenakan saya gaptek . takut banget jadi blog terburuk .
asalnya saya sama sekali ga ngerti apaapa dalam hal urus mengurus blog .
tapi berkat temanteman saya tercinta akhirnya saya mulai bisa ngedit.ngedit blog .
makasih buat semua yang ngajarin saya, yang maungadepin saya yang odong ini dengan sabar . hehehehehehe :D
*lapyuu alll :*

blog saya masih sangat jauh dari kata "bagus"
tapi saya terus berusaha untuk melakukan apapun yang saya mampu untuk lakukan .
untuk terus merangkak menjadi yang lebih baik saya sangat butuh kritik dan saran dari kalian semuaa :)

tentang blog .

Kisah Unik Dua Anak Indonesia dengan Predikat Indigo

Lihat Almarhum Opa Datang ke Pesta Ultah
Fenomena anak indigo makin banyak muncul di tengah masyarakat. Sayang, hingga saat ini belum banyak yang memberikan perhatian bagi pendidikan anak-anak berbakat yang diyakini memiliki indra keenam itu.

NAUFAL WIDI A.R., Jakarta

HARI itu, 8 Agustus 2004, Riska Milandari sedang mengadakan pesta kecil merayakan ulang tahun ke-36. Suasana bahagia melingkupi rumah keluarga di kawasan Pondok Jaya Raya, Mampang, Jakarta Selatan, itu. Namun, suasana sedikit berubah ketika Tasya, putrinya yang berusia 2,5 tahun, berujar bahwa sang opa (kakek Tasya) ikut datang dalam pesta.

"Kami kaget karena Opa sudah meninggal," kata Riska. Tetapi, Tasya bersikukuh bahwa opa ada dan sedang berdiri di ruang tamu. Agar tak mengecewakan si buah hati, Riska pun memenuhi keinginan putrinya untuk "seakan-akan" melihat sang kakek.

"Ya, sering-sering memang begitu. Tasya bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain," kata Riska.

Pengalaman melihat opa yang sebetulnya sudah meninggal itu hanya sedikit kisah di antara banyak "kelebihan" Descka Putri Anastasya -nama lengkap Tasya. Menurut Riska, Tasya mempunyai kemampuan unik yang disebut sebagai anak indigo.

Awalnya, dia tidak menduga bahwa Tasya termasuk indigo. Namun, setelah menceritakan kondisi putrinya dengan seorang guru besar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, barulah dia menyadari bahwa Tasya memiliki kemampuan khusus itu.

Sejak kecil, Tasya berbeda dengan balita seusianya. Saat usianya tiga bulan, dia sudah memegang botol susu sendiri. "Tasya menolak kalau dipegangin (botolnya)," kata Riska yang berprofesi sebagai konsultan psikologi sebuah perusahaan swasta itu. Memasuki usia lima bulan, giginya sudah tumbuh. "Usia delapan bulan sudah bisa ngomong," lanjutnya.

Selain itu, Tasya sering berbicara sendiri seolah-olah menghadapi lawan bicara. Dia berperilaku seperti itu ketika sedang berada di gudang atau belakang rumah. Yang menjadi lawan bicara kadang figur menyeramkan.

"Suatu kali, di belakang rumah, Tasya mengaku bertemu dengan orang yang wajahnya penuh darah," kata Riska.

Wanita asal Bandung itu yakin bahwa itu bukan khayalan sang anak. Sebab, bagi anak seusia Tasya, khayalan adalah sesuatu yang indah. "Peri atau putri, misalnya," jelasnya.

Chandra Rasyid, ayah Tasya, juga mengaku pernah mendapat pengalaman unik bersama anaknya yang diyakini mempunyai ciri khas indigo, yang mempunyai mata ketiga atau indra keenam. Waktu itu dia sedang mengendarai mobil di tol Cipularang. Saat melintasi perbukitan di jalan bebas hambatan itu, Tasya berteriak.

Menurut Chandra, Tasya mengaku melihat orang sedang duduk bertapa. Padahal, ketika itu tidak tampak apa pun selain pemandangan bukit dan jalan tol itu. Namun, ketika Chandra berusaha mencari tahu, di wilayah itu sering digunakan orang-orang yang sedang "berusaha" untuk meningkatkan "ilmu".

Tasya juga sering punya firasat yang kemudian menjadi kenyataan. Chandra mencontohkan, suatu ketika putrinya mengatakan bahwa oma sedang sakit dan mamanya diminta untuk menghubungi segera. "Benar saja. Saat ditelepon, ternyata Oma memang sedang sakit," tutur Chandra, yang bekerja sebagai anggota Badan SAR Nasional itu.

Perkataan-perkataan Tasya yang sering benar dimanfaatkan untuk memberikan prediksi. Misalnya, ketika keluarganya sedang menonton pertandingan bola di televisi. "Saya lupa waktu itu Jerman lawan siapa. Tapi, Tasya diminta untuk menendang bola dengan kaki kanan jika menang Jerman dan kaki kiri kalau yang menang lawannya. Dan, tebakan Tasya benar," cerita Riska.

Chandra maupun Riska mengakui, anaknya yang tanggal kelahirannya juga unik (2-2-2002) itu sering berpikir jauh lebih dewasa (old soul) -yang menjadi ciri khas anak indigo- dibandingkan dengan anak sebayanya. Ketika berusia tiga tahun, misalnya, Tasya sudah mampu menghibur hati mamanya. "Sudahlah, Ma, jangan dipikirin," kenang Riska.

Fenomena anak indigo juga ditemui pada keluarga Syahrudin, 31, dan Neneng Latifah, 26. Anak pertama mereka, Irvanda Dzulkarahman (Ipang), juga termasuk anak dengan kemampuan lebih.

Ipang, demikian dia disapa, juga sering berbicara sendiri dengan orang-orang yang menurut orang tuanya tidak tampak. Bahkan, lanjutnya, sang anak sering minta pintu dan jendela rumah selalu dibuka karena "teman-teman"-nya akan datang.

"Karena itu, kunci selalu saya letakkan di saku," kata Syahrudin yang warga Grogol, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, itu.

Seperti Tasya, Ipang juga berpikir layaknya orang dewasa. Tidak jarang dia menasihati kedua orang tuanya. Ibunya, misalnya, diminta harus selalu menutup aurat. "Kata Ipang, yang boleh kelihatan hanya tangan dan muka saja," tutur Neneng.

Karena kedewasaannya itu, Ipang enggan bermain dengan anak sebayanya. "Malas ah main sama anak kecil," kata Syahrudin menirukan ucapan putranya. Padahal, 8 Maret lalu, usianya baru genap enam tahun. Sebaliknya, dia malah bergaul dan dekat dengan orang-orang dewasa yang notabene adalah teman ayahnya.

Di sekolah, Ipang yang duduk di bangku TK itu cenderung tertutup. Meski demikian, dia justru cepat menerima pelajaran. Saking cepatnya menyerap pelajaran, dia sering komplain jemu menerima pelajaran anak kecil. Hasil tes IQ yang diikutinya menunjukkan dia memiliki IQ 129. Bahkan, di TPA tempatnya mengaji, Ipang menganggap guru yang ada tidak cukup untuk mengajarnya. "Akhirnya kita pakai guru privat," kata Syahrudin.

Ipang sering menebak sesuatu yang acap kali benar. Ketika diajak pergi ke tempat pamannya, misalnya, dia mengatakan bahwa jalan menuju ke sana berliku. "Memang berliku. Padahal, belum sekali pun dia ke sana," kata sang ayah.

Suatu kali Syahrudin dan Neneng berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan. Ketika hendak naik eskalator, Ipang menunjuk seorang pria yang berpakaian rapi. "Awas ayah, itu copet!" seru Ipang. Sontak kedua orang tuanya kaget dan mengingatkan anaknya untuk tidak menuduh orang sembarangan.

Namun, Ipang justru berontak, bahkan akan mengejar pria tadi. Akhirnya, Ipang pun digendong. Ternyata apa yang diserukan Ipang benar. Saat berdesak-desakan, pria itu telah menempel Syahrudin dan berusaha mengambil dompet dari saku celananya.

Pakar psikologi anak dari Universitas Indonesia (UI) Dr Tubagus Erwin mengakui, anak indigo memang berbeda dengan anak-anak sebayanya. Katanya, anak indigo memiliki moto berjiwa dewasa serta mampu membedakan dan menghargai perbedaan. Namun, indigo bukanlah sesuatu penyakit karena tidak termasuk dalam daftar penyakit sedunia yang dikeluarkan WHO.

Mereka, menurut dia, memiliki kekuatan spiritual yang tidak dimiliki semua orang. Meski demikian, anak indigo bisa sehat dan sakit, baik secara fisik maupun mental. Yang jelas, anak semacam ini memerlukan pendidikan khusus. "Semua tergantung interaksi dengan lingkungannya," katanya.

Menurut Erwin, anak indigo memiliki enam sifat. Pertama, tingkat kecerdasan superior. Tingkat IQ-nya di atas 120. "Sehingga mereka enggan mengikuti ritual yang tidak rasional dan tidak spiritual," jelas dokter yang sehari-hari bertugas di klinik RSPAD di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, itu.

Kedua, anak indigo dapat mengerjakan sesuatu tanpa diajarkan terlebih dahulu. Ketiga, dapat menangkap perasaan, kemauan, atau pikiran orang lain. Keempat, dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat dipersepsi oleh pancaindera di masa kini, masa lampau (post-cognition), dan masa depan (pre-cognition). Kelima, mengetahui keberadaan makhluk halus.

"Yang terakhir, anak indigo tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kemanusiaan," kata alumnus FK Unair 1967 itu.

Untuk mengetahui seorang anak itu indigo atau tidak, lanjutnya, perlu dilakukan pemeriksaan. Salah satunya melalui foto aura. Caranya, lima jari anak yang diduga indigo dipasang sensor -semacam scanning- yang dihubungkan dengan komputer. Di komputer itulah akan tampak apakah auranya tergolong aktif atau tidak.

Jika tampilan cakra di dahi berwarna nila (indigo dalam bahasa Spanyol) dan kelihatan aktif (seperti bergerak-gerak) dan warna di sampingnya dominan nila, maka anak itu positif indigo. Cara lain untuk menentukan apakah seorang anak itu indigo adalah dengan melakukan wawancara psikologi terhadap si anak.

Baik Tasya maupun Ipang adalah dua anak yang dinyatakan positif indigo. Tasya dinyatakan sebagai indigo setelah diwawancarai seorang guru besar Fakultas Psikologi UI. Sedangkan Ipang dinyatakan positif setelah melewati metode foto aura seperti yang dipaparkan Dr Tubagus Erwin. (*)

Muza, out!

dikutip dari mukimuki.blog.friendster.com

Mengenal Karakteristik Anak Indigo

Sekarang ini sering kita dengar tentang anak indigo, bahkan tidak jarang kita temui anak-anak dengan kelebihan ini di sekitar kita. Telah banyak ahli yang meneliti mengenai karakteritik atau ciri sifat yang membedakan antara anak indigo dengan anak normal yang lain. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita mengetahui tentang karakteritik dan perilaku seperti apa yang sering ditunjukkan oleh anak indigo ini.

Anak indigo merupakan generasi baru yang terlahir di dunia ini. Anak ini memiliki karakteristik yang unik yang membedakan dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo ini mengindikasikan aura dalam warna kehidupan. Kata indigo sendiri diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Indigo sendiri juga terkait dengan indera keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang kebanyakan. Banyak dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademis berprestasi. Anak yang mengalami indigo ini mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba, serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.

Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksesuaian yang terjadi disekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap system pendidikan yang ada.

Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu otoritas, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya, sensitive atau rapuh. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak punya perasaan. Terkadang orang akan melabel anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut terkadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa kanak-kanak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006).

Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan di bumi ini.

Jan Yordy seorang terapis yang menuliskan tentang anak indigo mencoba mengkategorikan karakteristik anak indigo yang sering ditemui :

- Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua

- Bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;

- Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress;

- Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah;

- Anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD atau ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus;

- Anak ini sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang kebanyakan;

- Anak-anak ini belajar secara visual dan kinestetik, mereka dapat mengingat apa yang terekam dalam otak dan menciptakan melalui tangan;

- Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Meskipun hal ini bukanlah sifat sebenarnya;

- Anak memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk pengasuhan.

Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional atau kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang bagi mereka akan memiliki self esteem yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (tugas sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukkan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang berlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orangtuanya.

Anak indigo memiliki getaran energi yang tinggi dengan pola yang menetap, yang kemudian ditunjukkan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini menciptakan perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang mengenyampingkan pemikiran logis dan proses berpikir rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukkan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih.

Memahami energi dasar dan mampu mengamati keadaan energi pada saat anak sedang tidak stabil sangatlah membantu bagi orang tua atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai energi dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajarkan anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan energi dan cara untuk mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada energi yang negatif.

Sumber : Ismira Dewi (kabarindonesia.com)

lagunya ajiiiib bgt :D ;DD

BECAUSE YOU LOVED ME


For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
I’ll be forever thankful baby
You’re the one who held me up
Never let me fall
You’re the one who saw me through through it all

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me

You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
I’m grateful for each day you gave me
Maybe I don’t know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me

You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
You’ve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me

I’m everything I am
Because you loved me



*liriknya dalem bgt . andai aku bisa nyanyi pasti aku nyayiin lagu ini buat keluarga, debellyu kuadrat, tetanggaku yg caik hati, BATIK am semua tementemen akuuu :)

phobiaaa .

sebelum - sebelumnya kan ud ngbahas phobia tuh . nah sekarang aku mau berbagi kisah ttg phobia aku .
kalo yg akurasain sih aku tuh phobia ama nyebrang (Agyrophobia), takut am ketinggian (Altophobia, Hypsiphobia) sama CICAK !!!!!!! .

kalo phobia nyebrang sih baru aku rasain sejak kelas 2 sma, gatau kenapa kalo nyebrang suka jd parno . pas liat mobil ato motornya teh kaya yang mau nabrak aku gituu . ngeriii .
ud gitu sahabat aku tercinta pernah kecelakaan waktu nyebrang ampe tulang idung nya patah (tp tetep geulis daa) . haha jd tambah ngeriii ajaaa .

phobia ketinggian sih ud dari laaaamaaaaa . (pgn ga phobia lagii)

kalo am CICAK ih amit amit deeeeeeh

untitled :)

Dengar..
Diam..
Sunyi..

Dia hanya dia apa adanya .
Dan aku, kami dan mereka ¿
Ada kata terucap dalam rasa sakit yang terngiang dalam hati .

Saat tawa berubah menjadi tangis .
Suka menjadi duka .
Sayang menjadi BENCI yang sepenuhnya .

Lalu apa arti dari waktu yg bergulir saat kata bersama terucap.
Apa makna sesungguhnya dari sebuah kata arti SAHABAT ?
Tak mengertikah ia ?
Ataukah hanya pada kami,
Oleh kami,
Untuk kami,
Yang harus meredam. Terluka. Menangis. Dan sakit sendirian ?

Lalu apa yg ia inginkan dari kami ??
Kami bukanlah mahluk serba sempurna dalam memberi.
Bukan serba kekurangan dalam menyakiti .

MARAH !

Satu kata..
Mewakili segalanya.
~kami yang tersakiti~

BY Caesarani Prawesti Putri
(puisi jaman dulu waktu ad tragedi yg membuat teman.teman bercucuran air mata!! hahha lebay .)

cara mengatasi phobia

Bagaimana cara mengatasi phobia? Ada 2 cara untuk mengatasi phobia:

- Menghindari hal-hal yang membuat phobia. Misalnya kalau takut ketinggian ya hindarilah ketinggian, misalnya hindari bekerja di gedung bertingkat, khususnya di lantai-lantai atasnya.

- Cara yang kedua yaitu sengaja terus meng-expose diri dengan hal-hal yang membuat phobia, tentu saja sambil melatih diri dan mengubah cara berpikir supaya tidak lagi takut terhadap hal-hal tersebut. Tereapi untuk hal ini disebut Cognitive Behavioral Therapy. Orang yang mengikuti terapi ini akan selalu dicheck kelakuan-kelakuannya yang bersifat irasional, pikirannya juga selalu dimonitor. Biasanya terapi dilakukan dengan meng-expose secara gradual dengan hal yang ditakuti. Misalnya takut pada anjing. Dia mula-mula akan diminta untuk menonton di TV tentang anjing-anjing yang baik, yang bisa membantu orang cacat, yang sifatnya setia, yang cerdas, dll. Seterusnya diminta melihat secara langsung anjing tapi dari kejauhan, tentu saja dipilih anjing yang baik dan sudah terlatih. Setelah itu baru dipertemukan dengan anjing kecil yang kalem dan jinak. Lalu tahap selanjutnya diminta menyentuh, dan seterusnya sampai betul-betul merasa bahwa anjing itu makhluk yang menyenangkan dan bukan menakutkan. Namun sebelumnya, akan lebih baik jika orang itu bisa menemukan kenapa dia takut pada anjing, kemudian dia bisa menyadari bahwa hal itu menimbulkan dampak buruk dalam hidupnya, dan dia perlu menerima penyebab-penyebab itu dengan lapang dada.

Untuk phobia-phobia kecil bisa diatasi dengan 3 cara sederhana: latihan relaksasi (bisa dengan meditasi, mengatur pernafasan, relaksasi di air, spa, dll), obat-obatan untuk mengendurkan syaraf, dan sebuah group yang saling mensupport.dan kalau tidak salah bisa juga dengan metode hipnotis

dikutip dari http://knowledgebaskom.blogspot.com

FOBIA *setiap org pasti punya*

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Macam macam Phobia, beserta nama ilmiahnya

Takut Air – Hydrophobia,
Takut Agama – Theologicophobia,
Takut Alat Kelamin – Kolpophobia,
Takut Aliran Udara – Aerophobia,
Takut Alkohol – Methyphobia,
Takut Alkohol – Potophobia,
Takut Amnesia – Amnesiphobia,
Takut Anggur – Oenophobia,
Takut Angin – Ancraophobia,
Takut Angka – Arithmophobia,
Takut Angka 13 - Triskaidekaphobia,
Takut Angka 8 – Octophobia,
Takut Anjing – Cynophobia,
Takut Anjing Laut – Lutraphobia,
Takut Anus – Rectophobia,
Takut Api – Arsonphobia,
Takut Api – Pyrophobia,
Takut Awan – Nephophobia,
Takut Ayam – Alektorophobia,
Takut Ayan – Hylephobia,
Takut Badut – Coulrophobia,
Takut Bahan Kimia - Chemophobia,
Takut Bangunan Tinggi – Batophobia,
Takut Banjir – Antlophobia,
Takut Bapak Tiri – Vitricophobia,
Takut Batu Nisan – Placophobia,
Takut Bau Badan – Bromidrosiphobia,
Takut Bau Bauan – Olfactophobia,
Takut Bau Busuk – Autodysomophobia,
Takut Bawa Mobil - Amaxophobia,
Takut Bawang Putih – Alliumphobia,
Takut Bayangan – Sciaphobia,
Takut Bebas – Eleutherophobia,
Takut Belanda – Dutchphobia,
Takut Benang – Linonophobia,
Takut Benda di Sebelah Kanan – Dextrophobia,
Takut Benda di Sebelah Kiri – Levophobia,
Takut Berantakan – Ataxophobia,
Takut Berbicara – Laliophobia,
Takut Bercinta – Malaxophobia,
Takut Bercinta – Sarmassophobia,
Takut Berdosa – Hamartophobia,
Takut Berfikir – Phronemophobia,
Takut Berita Baik – Euphobia,
Takut Berjalan – Stasibasiphobia,
Takut Berjanji – Enissophobia,
Takut Berkotbah – Homilophobia,
Takut Berlarut – Apeirophobia,
Takut Bersenggama – Coitophobia,
Takut Bertanggung Jawab – Hypegiaphobia,
Takut Binatang – Zoophobia.
Takut Binatang Liar – Agrizoophobia,
Takut Binatang Melata – Herpetophobia,
Takut Bintang – Astrophobia,
Takut Bintang – Siderophobia,
Takut Bintang Berekor – Cometophobia,
Takut Bom Atom – Atomosophobia,
Takut Boneka – Pediophobia,
Takut Boneka Bersuara Perut – Automatonophobia,
Takut Bosan – Xerophobia,
Takut Botak – Phalacrophobia,
Takut Buang Air Besar – Rhypophobia,
Takut Buku – Bibliophobia,
Takut Bulan – Selenophobia,
Takut Bulu Ayam – Pteronophobia,
Takut Bunga – Anthophobia,
Takut Bunga Es – Pagophobia,
Takut Bungkuk – Kyphophobia,
Takut Burung – Ornithophobia,
Takut Buta – Scotomaphobia,
Takut Cabut Gigi – Odontophobia,
Takut Cacing – Helminthophobia,
Takut Cacing – Scoleciphobia,
Takut Cacing Pita – Taeniophobia,
Takut Cacing Pita Babi – Trichinophobia,
Takut Cahaya – Photophobia,
Takut Cahaya dari Utara – Auroraphobia,
Takut Caplak – Phthiriophobia,
Takut Cemburu – Zelophobia,
Takut Cermin – Catoptrophobia,
Takut Cina – Sinophobia,
Takut Corak Baru - Cainophobia
Takut Daerah Perbatasan – Claustrophobia,
Takut Daging – Carnophobia,
Takut Dagu – Geniophobia,
Takut Danau – Limnophobia,
Takut Darah – Hemaphobia,
Takut Debu – Amathophobia,
Takut Debu – Koniophobia,
Takut Demam – Febriphobia,
Takut Demam – Fibriophobia,
Takut Demo – Daemonophobia,
Takut dengan Seks – Erotophobia,
Takut Dewa – Zeusophobia,
Takut Di dalam Rumah – Oikophobia,
Takut di Ejek – Katagelophobia,
Takut di Hipnotis – Hynophobia,
Takut Di pandang – Opthalmophobia,
Takut Diabaikan – Athazagoraphobia,
Takut Dibatasi – Merinthophobia,
Takut Dibenci – Melophobia,
Takut Dicekik – Pnigophobia,
Takut Dicuri – Cleptophobia,
Takut Dihukum – Mastigophobia,
Takut Dihukum Berat – Rhabdophobia,
Takut Dikubur Sendirian – Taphephobia,
Takut Diluar Ruangan – Spacephobia,
Takut Dingin – Cheimaphobia,
Takut Dingin – Psychrophobia,
Takut Dinilai Negatif – Socialphobia,
Takut Diracun – Toxicophobia,
Takut Dirampok – Harpaxophobia,
Takut Disentuh – Aphenphosmphobia,
Takut Disentuh - Chiraptophobia,
Takut Disentuh – Haphephobia,
Takut Disuntik – Trypanophobia,
Takut Ditatap – Scopophobia,
Takut Ditertawakan – Catagelophobia,
Takut Ditinggal Sendiri – Eremophobia,
Takut Dokter Gigi – Dentophobia,
Takut Dubur – Proctophobia,
Takut Duduk – Cathisophobia,
Takut Duduk – Taasophobia,
Takut Duduk di Bawah – Kathisophobia,
Takut Emas – Aurophobia,
Takut Es Batu – Cryophobia,
Takut Fenomena Kosmis – Kosmikophobia,
Takut Filosofi – Philosophobia,
Takut Gagal – Atychiphobia,
Takut Gagap – Psellismophobia,
Takut Gatal – Acarophobia,
Takut Gatal – Pellagrophobia,
Takut Gedung Pertunjukan – Theatrophobia,
Takut Gelap – Achluophobia,
Takut Gelap – Lygophobia,
Takut Gelas – Hyelophobia,
Takut Gelombang – Kymophobia,
Takut Gembira – Cherophobia,
Takut Gerakan – Kinetophobia,
Takut Gereja – Ecclesiophobia,
Takut Getaran – Tremophobia,
Takut Gravitasi – Barophobia,
Takut Guntur – Ceraunophobia,
Takut Halloween – Samhainophobia,
Takut Hamil – Tocophobia,
Takut Hantu – Bogyphobia,
Takut Hantu – Phasmophobia,
Takut Hantu – Spectrophobia,
Takut Hujan – Ombrophobia,
Takut Hujan – Pluviophobia,
Takut Hukum – Dikephobia,
Takut Hukuman – Poinephobia,
Takut Hutan – Hylophobia,
Takut Hutan – Xylophobia,
Takut Hutan di Malam Hari – Nyctophobia,
Takut Ibu Tiri – Novercaphobia,
Takut Ide – Ideophobia,
Takut Ide Baru – Cenophobia,
Takut Ikan – Ichthyophobia,
Takut Inggris – Anglophobia,
Takut Insektisida – Entomophobia,
Takut Istilah Latin – Hellenologophobia,
Takut Jadi Gila – Lysssophobia,
Takut Jadi Homoseks – Homophobia,
Takut Jahudi – Judeophobia,
Takut Jalan – Ambulophobia,
Takut Jamur – Mycophobia,
Takut Jarum – Aichmophobia,
Takut Jatuh - Basiphobia
Takut Jatuh Cinta – Philophobia,
Takut Jelek – Cacophobia,
Takut Jembatan Penyeberangan – Gephydrophobia,
Takut Jenggot – Pogonophobia,
Takut Jenis Kelamin Berbeda – Heterophobia,
Takut Jepang – Japanophobia,
Takut Jerman – Germanophobia,
Takut Jerman – Teutophobia,
Takut Jomblo – Anuptaphobia,
Takut Jum’at ke 13 – Paraskavedekatriaphobia,
Takut Kabut – Homichlophobia,
Takut Kacang – Arachibutyrophobia,
Takut Kaget – Hormephobia,
Takut Kain Lap – Vestiphobia,
Takut Kain Satin – Satanophobia,
Takut Kalah – Kakorrhaphiophobia,
Takut Kanker - Carcinophobia,
Takut Kanker – Cancerophobia,
Takut Kata Kata – Logophobia,
Takut Kata Kata – Verbophobia,
Takut Kata Panjang – Hippopotomonstrosesquippedaliophobia,
Takut Kata yang Panjang – Sesquipedalophobia,
Takut Katak – Ranidaphobia,
Takut Kaya – Plutophobia,
Takut Ke Sekolah – Didaskaleinophobia,
Takut Kecelakaan – Dystychiphobia,
Takut Kedalaman – Bathophobia,
Takut Kedokter – Iatrophobia,
Takut Kegelapan – Myctophobia,
Takut Kegelapan – Scotophobia,
Takut Kejatuhan Benda – Atephobia,
Takut Kekacauan – Demophobia,
Takut Kelahiran – Parturiphobia,
Takut Kelainan Bentuk – Dysmorphophobia,
Takut Kelamin Wanita – Eurotophobia,
Takut Kemajuan – Prosophobia,
Takut Kembali ke Rumah – Nostophobia,
Takut Kembung – Anginophobia,
Takut Kencing – Urophobia,
Takut Keramaian – Agoraphobia,
Takut Kerang-Kerangan – Ostraconophobia,
Takut Kereta Api – Diderodromophobia,
Takut Keriput – Rhytiphobia,
Takut Kerja Berlebihan – Ponophobia,
Takut Kertas – Papyrophobia,
Takut Kesakitan – Agliophobia,
Takut Ketinggian – Altophobia,,
Takut Ketinggian – Hypsiphobia
,
Takut Ketularan – Tapinophobia,
Takut Keturunan – Patroiophobia,
Takut Kezaliman – Tyrannophobia,
Takut Kilat – Brontophobia,
Takut Kodok – Bufonophobia,
Takut Komputer – Cyberphobia,
Takut Komputer – Logizomechanophobia,
Takut Kotor – Automysophobia,
Takut Kotoran – Myxophobia,
Takut Kriminal – Peccatophobia,
Takut Kristal – Crystallophobia,
Takut Kuburan – Coimetrophobia,
Takut Kucing – Ailurophobia,
Takut Kucing – Elurophobia,
Takut Kucing – Felinophobia,
Takut Kuda – Equinophobia,
Takut Kuda – Hippophobia,
Takut Kulit Binatang – Doraphobia,
Takut Kuman – Spermatophobia,
Takut Kunci - Chronomentrophobia,
Takut Kutu – Pediculophobia,
Takut Laba Laba – Arachnophobia,
Takut Laki Laki – Androphobia,
Takut Laki Laki – Arrhenophobia,
Takut Lampu Sorot – Selaphobia,
Takut Laut – Thalassophobia,
Takut Lawan Jenis – Sexophobia,
Takut Lebah – Apiphobia,
Takut Lecet – Amychophobia,
Takut Lelah – Kopophobia,
Takut Lembab – Hygrophobia,
Takut Lengket di Langit Mulut – Arachibutyrophobia,
Takut Listrik – Enochlophobia,
Takut Logam – Metallophobia,
Takut Lompat – Catapedaphobia,
Takut Luka – Dematophobia,
Takut Luka – Traumatophobia,
Takut Lumpuh – Poliosophobia,
Takut Lumpur – Blennophobia,
Takut Lutut - Genuphobia,
Takut Mabuk Udara – Aeronausiphobia,
Takut Makan – Phagophobia,
Takut Makan – Sitiophobia,
Takut Makanan - Cibophobia,
Takut Makanan – Sitophobia,
Takut Mal Praktek – Ergasiophobia,
Takut Malam – Noctiphobia,
Takut Maling – Scelerophobia,
Takut Mandek – Ankylophobia,
Takut Mandi - Ablutophobia,
Takut Marah – Angrophobia,
Takut Masak – Mageirocophobia,
Takut Mata Kabur – Diplophobia,
Takut Mata Mata – Ommatophobia,
Takut Matahari – Heliophobia,
Takut Matahari - Phengophobia,
Takut Mati – Necrophobia,
Takut Mati – Thantophobia,
Takut Melahirkan – Lockiophobia,
Takut Melahirkan – Maieusiophobia,
Takut Melarat - Peniaphobia
Takut Melihat Massa – Ochlophobia,
Takut Membelakangi – Dishabiliophobia,
Takut Membuat Keputusan – Decidophobia,
Takut Membuat Perubahan – Tropophobia,
Takut Membuka Satu Mata – Optophobia,
Takut Membusuk – Seplophobia,
Takut Menari - Chorophobia,
Takut Mencium – Philemaphobia,
Takut Mendengar Kata Tertentu – Onomatophobia,
Takut Menderita – Panthophobia,
Takut Menganggur – Domatophobia,
Takut Mengingat – Mnemophobia,
Takut Menikah – Gamophobia,
Takut Menjadi Sakit – Nosemaphobia,
Takut Menstruasi – Monophobia,
Takut Menua – Gerascophobia,
Takut Menulis di Papan – Scriptophobia,
Takut Menunggu Lama – Macrophobia,
Takut Menyeberang – Agyrophobia,
Takut Menyeberang Jalan – Dromophobia,
Takut Merasa Nyaman – Hedonophobia,
Takut Mertua – Pentheraphobia,
Takut Mertua – Soceraphobia,
Takut Mesin – Mechanophobia,
Takut Meteor – Meterorophobia,
Takut Mikroba – Bacillophobia,
Takut Mikroba – Microbiophobia,
Takut Milik – Orthophobia,
Takut Mimisan – Epistaxiophobia,
Takut Mimpi – Oneirophobia,
Takut Mimpi Basah – Oneirogmophobia,
Takut Minum Obat – Pharmacophobia,
Takut Minuman – Dipsophobia,
Takut Mitos – Mythophobia,
Takut Mobil – Motorphobia,
Takut Monster – Teratophobia,
Takut Mukanya Merah – Ereuthophobia,
Takut Mulut Kejang – Tetanophobia,
Takut Muntahan – Emetophobia,
Takut Naik Mobil – Ochophobia,
Takut Naik Pesawat – Aerophobia,
Takut Naik Pesawat – Aviophobia,
Takut Nama Nama – Namatophobia,
Takut Neraka – Hadephobia,
Takut Neraka – Stigiophobia,
Takut Ngaca – Eisoptrophobia,
Takut Ngaceng – Ithypallophobia,
Takut Ngebut – Tachophobia,
Takut Ngengat – Mottophobia,
Takut Noda – Rupophobia,
Takut Nomer – Numerophobia,
Takut Nyeri – Algophobia,
Takut Nyeri – Odynephobia,
Takut Obat Baru – Neopharmaphobia,
Takut Ombak – Cymophobia,
Takut Operasi – Tomophobia,
Takut Orang Asing – Xenophobia,
Takut Orang Asing – Xenophobia,
Takut Orang Botak – Peladophobia,
Takut Orang Buntung - Apotemnophobia,
Takut Orang Suci – Hagiophobia,
Takut Otot Gerak Sendiri – Ataxiophobia,
Takut Panas – Thermophobia,
Takut Parasit – Parasitophobia,
Takut Paus – Papaphobia,
Takut Pelecehan Seksual – Agraphobia,
Takut Pelecehan Seksual – Contreltophobia,
Takut Peluru – Ballistophobia,
Takut Pembicaraan Dinner – Deipnophobia,
Takut Pemerkosa – Virginitiphobia,
Takut Pendapat – Allodoxaphobia,
Takut Pendeta – Hierophobia,
Takut Pengemis – Hobophobia,
Takut Pengetahuan – Epistemphobia,
Takut Pengetahuan – Gnosiophobia,
Takut Penis – Phallophobia,
Takut Penis Berdiri – Medorthophobia,
Takut Penis Loyo – Medomalacuphobia,
Takut Penyakit – Pathophobia,
Takut Penyimpangan Seks – Paraphobia,
Takut Peralatan Listrik – Electrophobia,
Takut Perancis – Francophobia,
Takut Perjalanan – Hodophobia,
Takut Perkara Hukum – Liticaphobia,
Takut Perubahan – Metathesiophobia,
Takut Petir – Astrapophobia,
Takut Pikiran – Psychophobia,
Takut Pin – Balenephobia,
Takut Pin – Enetophobia,
Takut Pingsan – Ashenophobia,
Takut Pohon – Dendrophobia,
Takut Politikus – Politicophobia,
Takut Pria – Hominophobia,
Takut Puisi – Mertophobia,
Takut Pusaran Air – Dinophobia,
Takut Rabies – Hydrophobophobia,
Takut Rabies – Kynophobia,
Takut Racun – Iophobia,
Takut Racun - Toxiphobia
Takut Rambut – Chaetophobia,
Takut Rambut – Trichopathophobia,
Takut Rasa – Geumaphobia,
Takut Rayap – Isopterophobia,
Takut Reptil - Batrachophobia,
Takut Reptil – Herpetophobia,
Takut Ruang Kosong – Cenophobia,
Takut Ruangan – Koinoniphobia,
Takut Ruangan Kosong – Kenophobia,
Takut Rumah – Ecophobia,
Takut Rumah Sakit – Nosocomephobia,
Takut Rusia – Russophobia,
Takut Sakit Demam – Pyrexiophobia,
Takut Sakit Diabetes – Diabetophobia,
Takut Sakit Ginjal – Albuminurophobia,
Takut Sakit Jantung – Cardiophobia,
Takut Sakit Jiwa – Dementophobia,
Takut Sakit Jiwa – Maniaphobia,
Takut Sakit Kelamin – Cyprianophobia,
Takut Sakit Kolera - Cholerophobia,
Takut Sakit Kulit – Dermatophathophobia,
Takut Sakit Kusta – Leprophobia,
Takut Sakit Otak – Meningitiophobia,
Takut Sakit Syphilis – Syphilophobia,
Takut Sakit Syphillis – Luiphobia,
Takut Salib – Staurophobia,
Takut Salju – Chionophobia,
Takut Sama Gadis – Parthenophobia,
Takut Sapi Jantan – Taurophobia,
Takut Saudara – Syngenesophobia,
Takut Sayuran – Lachanophobia,
Takut Segala Sesuatu – Polyphobia,
Takut Segalanya – Panophobia,
Takut Sekitar Rumah – Eicophobia,
Takut Sekitar Rumah – Oikophobia,
Takut Sekolah – Scoionophobia,
Takut Seks – Genophobia,
Takut Semangat – Pneumatiphobia,
Takut Semut – Myrmecophobia,
Takut Sendiri – Isolophobia,
Takut Sendirian – Autophobia,
Takut Sendirian – Monophobia,
Takut Senjata Api – Hoplophobia,
Takut Senjata Nuklir – Nucleomituphobia,
Takut Sepeda – Cyclophobia,
Takut Serangga – Epistaxiophobia,
Takut Serangga – Insectophobia,
Takut Seruling – Aulophobia,
Takut Sesuatu dari Kiri – Sinistrophobia,
Takut Sesuatu yang Baru – Kainolophobia,
Takut Sesuatu yang Baru – Neophobia,
Takut Sesuatu yang Besar – Megalophobia,
Takut Sesuatu yang Kecil – Microphobia,
Takut Silau – Photoaugliaphobia,
Takut Simbol – Symbolophobia,
Takut Simetris – Symmetrophobia,
Takut Sinar X – Radiophobia,
Takut Situasi yang Menakutkan – Counterphobia,
Takut Skabies – Scabiophobia,
Takut Suara – Acousticophobia,
Takut Suara Keras – Ligyrophobia,
Takut Suara Telpon – Phonophobia,
Takut Subuh – Eosophobia,
Takut Sungai – Potamophobia,
Takut Surga – Ouranophobia,
Takut Surga – Uranophobia,
Takut Susah Be’ol – Coprastasophobia,
Takut Tabuhan – Spheksophobia,
Takut Tai – Coprophobia,
Takut Takut Anak Anak – Pedophobia,
Takut Tali – Cnidophobia,
Takut Tambah Berat – Obesophobia,
Takut Tambah Berat – Pocrescophobia,
Takut Tanaman – Batonophobia,
Takut Tangga – Climacophobia,
Takut Tanggung Jawab – Paralipophobia,
Takut Tantangan – Heresyphobia,
Takut Tawon – Melissophobia,
Takut TBC – Phthisiophobia,
Takut TBC – Tuberculophobia,
Takut Tebing – Cremnophobia,
Takut Teknologi – Technophobia,
Takut Tekstur Tertentu – Textophobia,
Takut Telanjang – Gymnophobia,
Takut Telanjang – Nudophobia,
Takut Telpon – Telephophobia,
Takut Tempat Sempit – Stenophobia,
Takut Tempat Terbuka – Agoraphobia,
Takut Tempat Tertentu – Topophobia,
Takut Tempat Tertutup – Claustrophobia,
Takut Tempat Tinggi Terbuka – Aeroacrophobia,
Takut Terbahak – Geliophobia,
Takut Terbang – Pteromerhanophobia,
Takut Tergantung pada Orang – Soteriophobia,
Takut Terkontaminasi Debu – Misophobia,
Takut Terkunci – Cleisiophobia,
Takut Tidak Sempurna – Atelophobia,
Takut Tidak Simetris – Asymmetriphobia,
Takut Tidur – Clinophobia,
Takut Tidur – Somniphobia,
Takut Tikus – Murophobia,
Takut Tikus – Suriphobia,
Takut Tikus Besar – Zemmiphobia,
Takut Tornado – Lilapsophobia,
Takut Tuhan – Theophobia,
Takut Tulisan Tangan – Graphophobia,
Takut Tuma – Verminophobia,
Takut Uang - Chrematophobia,
Takut Ujian – Tertaphobia,
Takut Ular – Ophidiophobia,
Takut Ular – Snakephobia,
Takut Upacara Seremonial – Teleophobia,
Takut Vaksinasi – Vaccinophobia,
Takut Vertigo – Illyngophobia,
Takut Waktu - Chronophobia,
Takut Wangi-Wangian – Osphesiophobia,
Takut Wanita – Gynephobia,
Takut Wanita Cantik – Caligynephobia,
Takut Wanita Cantik – Venustraphobia,
Takut Wanita Sihir – Vitricophobia,
Takut Warga – Anthropophobia,
Takut Warna - Chromatophobia,
Takut Warna Hitam – Melanophobia,
Takut Warna Kuning – Xanthophobia,
Takut Warna Putih – Leukophobia,
Takut Warna Ungu – Porphyrophobia,
Takut Wayang – Pupaphobia.


dikutip dari blogofcheese.wordpress.com

YM saya :)